Minggu, 27 Desember 2020

REFLEKSI BULLET JOURNAL 2019-2020




Saya mengenal bullet journal di akhir tahun 2018. Menurut saya bullet journal yang telah didesain oleh Ryder Carrol ini sangat menarik dan bermanfaat, dimana kita bisa mendesain sendiri rencana apa saja yang ingin kita manifestasikan. Secara umum block note yang kita gunakan untuk menulis berbentuk buku bergaris, hal ini membuat kita harus mengikuti pola garis yang ada. Di dalam bullet journal, Ryder Carrol mendesain tiap lembarnya berupa titik-titik sehingga kita dapat mendesain sesuai keinginan kita.

Tepat di awal 2019 saya memulai menggunakan bullet journal, saya mencoba menulis apa yang menjadi rencana saya di tahun 2019, saya break down menjadi beberapa aktifitas di tiap bulannya. Alamak.. ternyata menulis bullet journal tidaklah semudah yang kita lihat di pinterest maupun youtube.. Bullet journal di pinterest terlihat sangat rapi, artistik dan penuh dengan catatan. Di tahun 2019 bullet journal tersebut hanya saya isi hingga bulan Februari, selebihnya saya pakai merancang keinginan saya dengan menggunakan metode 55x5, belajar hand lettering dan hal-hal tidak jelas lainnya 😁




Di awal tahun 2020, saya mulai komit untuk mengisi bullet journal lagi. Saya coba menyusun 4 buah rencana saja agar lebih fokus dalam memanifestasikannya. Bullet journal tahun 2020 ini sudah mulai terisi sejak Januari hingga Desember meskipun saya tidak dapat mengisinya setiap hari. Apalagi mengisi 'monthly budget' kok sepertinya saya tidak bakat menjadi seorang akuntan ya.. (pantes duitnya gak bisa terkumpul, lha pengeluarannya aja tidak pernah dicatat.. jadi tidak jelas larinya kemana hehe..)
 
Alhamdulillah dari rencana-rencana di tahun 2020 yang sudah saya tulis ada beberapa yang sudah terwujud (meski belum seluruhnya), begitu juga ada rencana di tahun 2019 yang dapat saya wujudkan di tahun 2020 ini. Bahkan rencana tahun 2021 sudah ada sebagian yang saya wujudkan di tahun 2020. 






Dapat saya simpulkan, bahwa menyusun rencana itu sangat penting meski kita tetap harus fleksibel dalam mewujudkannya, misalnya saat akhir bulan Januari hingga Februari, bullet journal saya kosong karena saya sibuk menjaga ibu mertua yang opname di Rumah Sakit hingga beliau wafat (Al Fatikhah untuk beliau).

Ada beberapa cara yang saya lakukan dalam memanifestasikan keinginan atau rencana, cara-cara tersebut saya rangkum dari tips yang diberikan oleh motivator, diantaranya:
1. Pilihlah tujuan, rencana, keinginan yang paling penting menurut anda. Pilihlah 3-4 saja rencana yang akan kita lakukan dalam setahun. Jangan terlalu banyak supaya kita dapat lebih fokus mewujudkan rencana tersebut.
2. Tulislah rencana tersebut di dalam buku (bukan di ketik ya..) karena dengan menulis tangan, otak kiri kita akan berfikir dan otak kanan kita ikut bekerja sehingga keinginan kita tersebut akan masuk ke dalam pikiran bawah sadar. 
3. Break down rencana-rencanan tersebut menjadi langkah-langkah yang dapat kita lakukan di tiap bulan, minggu, hari. Kata Tung Desem Waringin, ibarat kita diminta makan gajah maka gajah tersebut harus dipotong kecil-kecil terlebih dahulu sehingga dapat kita makan. Jika rencana tersebut kita pecah menjadi langkah-langkah yang lebih kecil maka kita akan lebih mudah mewujudkannya.
4. Tulislah rencana kita untuk besok di malam hari, kemudian bacalah kembali rencana yang telah kita buat di malam hari berikutnya. Periksa apakah rencana tersebut sudah kita lakukan di hari tersebut. Jika ternyata ada yg belum dilakukan, maka tulis kembali untuk dijadikan rencana di hari berikutnya. Saya mencontohkan, di awal tahun 2020 saya berencana yoga di rumah. Ternyata hal tersebut belum saya lakukan, tetapi setiap hari tetap saya tulis rencana melakukan yoga di rumah. Di bulan Mei, entah bagaimana tiba-tiba saya mulai yoga dan hal ini saya lakukan 3-5x seminggu. 
Apa hubungannya cuma ditulis dan dibaca doang akhirnya bisa terwujud?? Ingat ya pikiran, perasaan, dan badan kita ini kan jadi satu.. buktinya saat perasaan kita sedih akan berimbas pada aura dan bahasa tubuh kita. Maka ketika kita menulis, otomatis pikiran perasaan kita jadi ikut terfokus dan dengan pengulangan secara terus-menerus maka hal yang kita tulis menjadi termanifestasi.
5. Fokuskan pada alasan kenapa kita memiliki rencana tersebut dan dampak apa yang ditimbulkan jika rencana tersebut termanifestasi atau tidak. Tuliskan dengan detail, libatkan emosi sehingga perasaan kita ikut berperan.





Inilah yang saya coba lakukan meskipun saya juga masih ada malesnya, saya masih belum mampu menerapkan secara rutin. Tips tersebut juga menjadi self reminder bagi saya.. Ok, selamat menyosong tahun 2021 dengan penuh semangat dan optimisme, tetap ikuti protokol kesehatan dan perbanyak baca sholawat agar pikiran dan perasaan kita menjadi tenang..
...

Selengkapnya >>