Abstraksi

ABSTRAKSI

Maria Cholifah, Peningkatan Penguasaan Huruf Mandarin Melalui Sejarah Huruf Mandarin Di Sekolah Tinggi Bahasa Asing Malang

Kata Kunci: Peningkatan, Sejarah Huruf Mandarin, Piktograf, Ideograf, Komposisi Aksara

Di era globalisasi, masyarakat dituntut menguasai bahasa asing, salah satunya adalah bahasa Mandarin. Tidak heran jika bahasa Mandarin telah diajarkan sejak Taman Kanak-kanak hingga Perguruan Tinggi. Bahkan saat ini telah banyak Lembaga Kursus Bahasa Asing yang memberikan training bahasa Mandarin dengan tujuan agar masyarakat dapat berkomunikasi dengan baik dan dapat membina hubungan dengan negara lain.

Bahasa Mandarin merupakan bahasa yang banyak diminati oleh masyarakat dewasa ini. Bahasa Mandarin yang pada awalnya hanya dipakai sebagai bahasa perdagangan saja, saat ini mulai dipakai di seluruh dunia karena mayoritas penduduk di dunia dikuasai oleh kaum etnis Cina. Masyarakat yang baru pertama belajar bahasa Mandarin merasa sulit karena bahasa Mandarin identik dengan huruf yang jauh berbeda dengan huruf yang dipakai oleh mereka. Sehingga tidak ada pilihan lain bahwa huruf Mandarin tersebut harus dihafalkan

Dari hasil observasi dan wawancara terhadap mahasiswa dan dosen mata kuliah bahasa Mandarin merupakan mata kuliah yang dirasa berat. Mahasiswa hanya diminta dosen untuk menghafal serangkaian huruf Mandarin yang asing bagi mereka. Dosen kurang memahami bagaimana cara membelajarkan siswa yang menunjang berkembangnya sikap kritis dan kreativitas dari mahasiswa.

Untuk menjawab masalah tersebut, peneliti ingin meningkatkan penguasaan huruf Mandarin mahasiswa melalui pendekatan sejarah huruf Mandarin. Lingkup yang menjadi batasan materi dalam penelitian ini adalah pictograph, ideograph dan komposisi aksara yang diajarkan di semester tiga bagi mahasiswa di STIBA Malang.

Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas berbasis kontekstual. Subjek penelitian adalah 30 orang mahasiswa semester 3 di STIBA Malang. Peneliti menetapkan criteria keberhasilan sbb: 1) mahasiswa aktif dan termotivasi menterjemahkan huruf Mandarin setelah diajarkan pembentukan huruf Mandarin berdasarkan imajinasi, 2) mahasiswa mendapatkan nilai 18 dalam rentang nilai 7-20.

Peneliti mengadakan 3 siklus dengan fase perencanaan, implementasi, observasi dan refleksi. Data yang dikumpulkan berupa jurnal, tes, kuisioner, gambar. Masing masing siklus dilaksanakan selama 3 kali pertemuan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan strategi imajinasi, kemampuan mahasiswa dalam menguasai huruf Mandarin menjadi meningkat. Hal ini ditunjukkan dengan hasil tes dan respon mahasiswa terhadap proses belajar mengajar.

Pertama, rerata hasil tes awal adalah 10.7. setelah diadakan perlakuan selama siklus 1, rerata tes akhir meningkat menjadi 13.8. Mahasiswa terlihat antusias dan aktif pada saat diskusi dan presentasi. Rerata tes akhir siklus 2 adalah 15.6. Pada akhirnya dosen (peneliti) mencapai criteria keberhasilan, hal ini ditunjukkan pada siklus 3 rerata mahasiswa adalah 17.5 dan mahasiswa aktif juga termotivasi menterjemahkan huruf Mandarin setelah diajarkan pembentukan huruf Mandarin berdasarkan sejarah pembentukannya.

Pada akhirnya peneliti menyimpulkan bahwa ada beberapa hal yang masih harus diperbaiki, misalnya a) partisipasi dosen dan kolaborator, b) pemilihan anggota kelompok. Peneliti menyarankan dosen, guru atau peneliti lain dapat menyesuaikan jenis huruf Mandarin yang diberikan kepada siswa, pemilihan tersebut hendaknya disesuaikan dengan tingkat penguasaan mereka.

...